Sejarah Kepramukaan
Sejarah Kepramukaan Dunia
A. Pendahuluan
A. Pendahuluan
Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan kita tidak dapat lepas dari riwayat hidup pendiri gerakan kepramukaan sedunia Lord Robert Baden Powell of Gilwell.
Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan.
B. Riwayat hidup Baden Powell
Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth. Ayahnya bernama powell seorang Professor Geometry di Universitas Oxford, yang meninggal ketika Stephenson masih kecil.
Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada kegiatan kepramukaan banyak sekali dan menarik diantaranya :
a. Karena ditinggal bapak sejak kecil, maka mendapatkan pembinaan watak
ibunya.
b. Dari kakaknya mendapat latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan lain-lainnya.
c. Sifat Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main musik, bersandiwara, berolah raga, mengarang dan menggambar sehingga disukai teman-temannya.
d. Pengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta keberhasilan melatih panca indera kepada Kimball O’Hara.
e. Terkepung bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan makan.
f. Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu.
Pengalaman ini ditulis dalam buku “Aids To Scouting” yang merupakan petunjuk bagi Tentara muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas penyelidik dengan baik.
William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu.
Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah Inggris, diajak berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari.
Tahun 1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Pada tahun 1912 menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat titel Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.
C. Sejarah Kepramukaan Sedunia
Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau.
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.
Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).
Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark
Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris
Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria
Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda
Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis
Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria
Tahun 1955 Jambore VIII di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris
Tahun 1959 Jambore IX di Makiling, Philipina
Tahun 1963 Jambore X di Marathon, Yunani
Tahun 1967 Jambore XI di Idaho, Amerika Serikat
Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri, Jepang
Tahun 1975 Jambore XIII di Lillehammer, Norwegia
Tahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan
Tahun 1983 Jambore XV di Kananaskis, Alberta, Kanada
Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout Park, Australia
Tahun 1991 Jambore XVII di Korea Selatan
Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda
Tahun 1999 Jambore XIX di Chili, Amerika Selatan
Tahun 2003 Jambore XX di Thailand
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.
Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.
Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen.
Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.
SEJARAH KEPRAMUKAAN DI INDONESIA
A. Pendahuluan
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di Indonesia.
B. Sejarah Singkat Gerakan Pramuka
Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke berbagai negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia dan didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).
Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional dibentuk organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional. Sehingga muncul bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).
Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan.
Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA.
Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya organisasi kepanduan.
Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia)
Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia).
Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih lemah. Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang.
Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang keberadaannya.
C. Perkembangan Gerakan Pramuka
Ketentuan dalam Anggaran Dasar gerakan pramuka tentang prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya seperti tersebut di atas ternyata banyak membawa perubahan sehingga pramuka mampu mengembangkan kegiatannya. Gerakan pramuka ternyata lebih kuat organisasinya dan cepat berkembang dari kota ke desa.
Kemajuan Gerakan Pramuka akibat dari sistem Majelis Pembimbing yang dijalankan di tiap tingkat, dari tingkat Nasional sampai tingkat Gugus Depan. Mengingat kira-kira 80 % penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan 75 % adalah petani maka tahun 1961 Kwarnas Gerakan Pramuka menganjurkan supaya para pramuka mengadakan kegiatan di bidang pembangunan desa. Pelaksanaan anjuran ini terutama di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat menarik perhatian Pimpinan Masyarakat. Maka tahun 1966 Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional mengeluarkan instruksi bersama pembentukan Satuan Karya Taruna Bumi. Kemudian diikuti munculnya saka Bhayangkara, Dirgantara dan Bahari. Untuk menghadapi problema sosial yang muncul maka pada tahun 1970 menteri Transmigrasi dan Koperasi bersama dengan Ka Kwarnas mengeluarkan instruksi bersama tentang partisipasi gerakan pramuka di dalam penyelenggaraan transmigrasi dan koperasi. Kemudian perkembangan gerakan pramuka dilanjutkan dengan berbagai kerjasama untuk peningkatan kegiatan dan pembangunan bangsa dengan berbagai instansi terkait.
SATUAN KARYA (SAKA) BAHARI
Satuan Karya Pramuka (Saka) Bahari adalah wadah bagi Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang berorentasi kebaharian termasuk laut dan perairan dalam.
Tujuan dibentuknya Saka Bahari adalah untuk membina dan mengembangkan anggota Gerakan Pramuka agar :
1. Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan di bidang kebaharian, yang dapat menjurus kepada kariernya di masa mendatang.
2. Memiliki rasa cinta kepada laut dan perairan dalam berikut seluruh isinya pada khusunya dan rasa cinta kepada tanah air Indonesia pada umumnya.
3. Memiliki sikap dan cara berfikir yang lebih matang dalam menghadapi segala tantangan hidup, terutama menyangkut kebaharian.
4. Mampu menyelenggarakan proyek-proyek kegiatan di bidang kebaharian secara positif berdaya guna dan tepat guna, sesuai dengan minat dan bakatnya serta bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.
Anggota Saka Bahari adalah :
a. Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
b. Pramuka Penggalang Terap.
c. Pemuda berusia 14-25 tahun, dengan syarat khusus
Syarat menjadi Anggota Saka Bahari :
a. Mendapat izin dari orang tua/wali dan pembina Gugusdepan
b. Berusia antara 14-25 tahun
c. Sehat jasmani dan rokhani
d. Berminat dan bersedia untuk berberan aktif dalam segala kegiatan Saka
Bahari
Saka Bahari meliputi 4 (empat) krida, yaitu :
1. Krida Sumberdaya Bahari
2. Krida Jasa Bahari
3. Krida Wisata Bahari
4. Krida Reksa Bahari
Krida Sumberdaya Bahari, terdiri atas 6 (enam) SKK :
1. SKK Penangkapan Ikan
2. SKK Alat Penangkap Ikan
3. SKK Budidaya Laut
4. SKK Pengolahan Hasil laut
5. SKK Budidaya Air Payau/Tambak
6. SKK Pertambangan Mineral.
Krida Jasa Bahari, terdiri atas 9 (sembilan) SKK :
1. SKK Listrik
2. SKK Mesin
3. SKK Pengecatan
4. SKK Elektronika
5. SKK Pengelas
6. SKK Perencana Kapal
7. SKK Perahu Motor
8. SKK Pelaut
9. SKK Operator Alat Bongkar Muat.
Krida Wisata Bahari, mempunyai 8 (delapan) SKK :
1. SKK Renang
2. SKK Layar
3. SKK Selam
4. SKK Dayung
5. SKK Ski Air
6. SKK Pemandu Wisata Laut
7. SKK Selancar Angin
8. SKK Penyelamatan di Pantai.
Krida Reksa Bahari, mempunyai 7 (tujuh) SKK :
1. SKK Navigasi
2. SKK Telekomunikasi
3. SKK Isyarat Bendera
4. SKK Isyarat Optik
5. SKK Pelestarian Sumberdaya Laut
6. SKK Pengemudi Sekoci
7. SKK SAR di Laut.
Hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Bahari adalah :
a. Mampu dan dapat memanfaatkan segala pengetahuan, pengalaman dan kecakapannya untuk ikut berperan serta secara aktif dalam Pembangunan Nasional, khususnya di bidang kebaharian.
b. Merasa ikut bertanggungjawab terhadap kelestarian lingkungan hidup yang menyangkut kebaharian.
RENUNGAN HUT PRAMUKA KE 47
TAHUN 2008
Apakah yang engkau berikan telah sama dengan yang telah aku berikan kepada mereka.
Apakah sebenarnya yang telah kita berikan kepada mereka ???
Jangan-jangan yang kita peroleh justru lebih besar dari yang kita berikan kepada mereka.
Siapakah mereka itu….., apakah hanya anak isteri kita, apakah anak-anak Indonesia bukan bagian dari mereka?
Ikhlas Bakti Bina Bangsa Ber Budi Bawa Laksana. Itulah semboyan orang dewasa.
Ikhlas…., dengan tanpa paksaan…; Bekerja dengan rela….., dan dengan suka kita berbakti, membina anak-anak bangsa.
Ber budi……adalah banyak memberi, harta…, tenaga…, pikiran…., kepada bangsanya.
Bawa Laksana……jujur, apa yang dikatakan sesuai dengan apa yang dikerjakan.
Gerakan Pramuka bagi orang dewasa adalah tempat pengabdian, di sini kita berdiri sebagai “Pandu Nusa”. Di sini kita berhimpun…, menjadi satu hati……, kita ini satu bangsa…., kita ini satu darah……, kenapa kita bercerai-berai….
Tanggal 28 Oktober 1928….., pemimpin bangsa kita telah berikrar: Satu Tanah Air…, Tanah Air Indonesia. Satu Bangsa……Bangsa Indonesia, dan satu bahasa ….Bahasa Indonesia.
Gerakan Pramuka …….ditangan kita maju atau mundurnya. Tapi apakah kita telah dapat menjadi contoh bagi mereka….?
Mulai saat ini dan masa yang akan datang….., biarlah generasi muda dapat berkaca dari diri kita. Majulah Gerakan Pramuka….Majulah…..Indonesiaku.
KURSUS
PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT LANJUTAN GOLONGAN PENGGALANG
I. DASAR
PEMIKIRAN
1. Peserta Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat
Lanjutan (KML) adalah para Pembina yang
langsung telah membina Pramuka dalam satuan Pramuka (S,G,T,D).
2. Upacara dalam
kepramukaan bukanlah sekedar suatu kegiatan seremonial yang penuh kehidmatan
dengan berbagai acara prosesi dan orasi yang berlarut-larut serta
melelahkan. Upacara dalam kepramukaan
adalah salah satu alat proses pendidikan yang bertujuan pendidikan, tidak
dirasakan sebagai paksaan, dalam suasana hidmat menyenangkan, nyaman,
rekreatif, teratur, tertib, mengesankan, penuh persaudaraan dan disesuaikan
dengan situasi dan kondisi peserta upacara.
3. Upacara
Pembukaan KML, sebagai bagian terpadu dari seluruh kegiatan proses pelatihan
dalam KML, pada dasarnya adalah juga alat pendidikan yang bertujuan pendidikan
bagi orang dewasa yang sesuai dengan kepentingan, kondisi dan situasi orang
dewasa. Proses ini harus dirasakan bukan
sebagai paksaan dan dalam suasana seperti tersebut diatas serta mengembangkan
sikap pisitif dan partisipatif dalam kegiatan KML.
II. TUJUAN
1.
Meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam ranah spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik sebagai figur
teladan bagi peserta didik.
2.
Meningkatkan kualitas kecakapan yang
meliputi pengetahuan dan keterampilan kepramukaan dalam membina pramuka.
3.
Memantapkan diri dalam keahlian
khusus membina pramuka penggalang.
III. SASARAN
Setelah
mengikuti kursus, Peserta mampu :
1.
memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang meningkat dalam membina peserta didik di alam terbuka.
2.
mengembangkan wawasan yang lebih luas
dalam membina penggalang.
3.
Mengembangkan materi dan metode
membina pasukan penggalang.
4.
Mampu memimpin gugusdepan.
5.
Menyelenggarakan rutin dan
kegiatan-kegiatan besar penggalang.
UPACARA
PEMBUKAAN KURSUS
SUSUNAN
UPACARA PEMBUKAAN KURSUS
1. Upacara : -
Menyayikan Lagu Indonesia Raya
- Mengheningkan cipta
2. Pembacaan Surat Keputusan Penyelenggaraan
Kursus
3. Laporan Kepala Pusdika/Ketua Panitia
Penyelenggara
4. Amanat (Keynote
Address) Pembina Upacara, dilanjutkan Pernyataan Pembukaan Kursus
5. Penyerahan
Tunggul Latihan
6. Penyematan Tanda Peserta Kursus
6. Hymne Pramuka
7. Doa
WAKTU : 1 X 45
menit.
ORIENTASI KML
I. DASAR PEMIKIRAN
1. Sebagai orang
dewasa, Pembina Pramuka Peserta Kursus tentu telah banyak memiliki pengalaman
dan konsep diri yang selama ini diyakini kebenarannya, sehingga tidak mudah
untuk dipengaruhi oleh orang lain.
2. Orang dewasa
mau belajar bilamana :
a. Ia mau,
b. Ia senang
dengan materinya,
c. Ia memerlukan
dalam kehidupannya, dan bagi fungsi, peran, tugas dan tanggung jawabnya,
d. Ia merasa
diuntungkan,
sehingga
untuk membelajarkan orang dewasa tidak segampang seperti Guru mengajar muridnya
di kelas.
II. TUJUAN
Mengkondisikan
para peserta kursus untuk siap mengikuti pembelajaran dalam kursus yang akan
diikuti, dengan cara memberikan informasi-informasi yang sangat diperlukan bagi
seseorang Pembina Pramuka dalam mengemban tugas-tugasnya lewat kepramukaan
serta memotivasi mereka untuk melibatkan diri dalam proses kegiatan KML.
III. SASARAN
Setelah
mengikuti Orientasi, Peserta mampu :
1. membuka diri
untuk dapat mengikuti dan menerima masukan-masukan baik dari Pelatih maupun
dari sesama Peserta Kursus;
2. berperan aktif
dalam proses pembelajaran;
3. bekerja dan
bergiat dalam kelompok pembelajaran dengan baik dan kompak ;
4. berintegrasi
secara positif pada semua kegiatan yang tersajikan dalam kursus.
Setelah mengikuti Orientasi, Peserta mampu :
1. membuka diri
untuk dapat mengikuti dan menerima masukan-masukan baik dari Pelatih maupun
dari sesama Peserta Kursus; berperan aktif dalam proses pembelajaran; bekerja
dan bergiat dalam kelompok pembelajaran dengan baik dan kompak; berintegrasi
secara positif pada semua kegiatan yang tersajikan dalam kursus.
2. Memahami
sistem kursus
In-put
- Pembina Gugusdepan/Andalan/Anggota Majelis
Pembimbing
- Telah lulus Kursus
Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar
- Telah lulus Masa
Pengembangan Nara Karya-1
Proses
Komponen Proses terdiri
dari Pelatih, Panitia, Sarana-Prasarana, dan Materi Kursus yang terdiri dari 4
babak.
Babak Pengantar (Modul 1)
Babak Inti (Modul 2 s/d Modul 8)
Babak Pelengkap (Modul 9)
Babak Penutup (Modul 10)
Out-put
- Telah memahami dan menerapkan semua materi KML, dan
dihayati lewat praktek.
- Menghayati AD & ART Gerakan Pramuka, mampu
menyusun dan mengembangkan kegiatan latihan di gugusdepan dengan tetap
berpedoman pada AD & ART.
- Penghayatan PDK & MK sebagai sumber dan
kerangka dasar seluruh kegiatan kepramukaan.
- Memahami Motto Gerakan Pramuka, dan dapat
menjabarkan Motto dalam setiap kegiatan di Gugusdepan.
- Mampu
mengaktualisasikan pendidikan kepramukaan sesuai dengan perkembangan
jaman.
- Memahami dan mampu
menerapkan berbagai jenis perkemahan dan mampu menyelenggarkan dengan baik
(Persari, Persami, Jambore, Gladian, Perkemahan Loma Tingkat).
- Menguasai Scouting Skill/Scouting Technique.
- Mampu menanamkan
disiplin pada peserta didik.
- Memahami dan mampu
merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi
serta mengembangkan program kegiatan peserta didik.
- Mampu melaksanakan
– menciptakan kegiatan yang kreatif dan rekreatif.
- Mampu mengorganisasikan kegiatan bakti masyarakat.
Out-come
- Memahami
perkembangan jiwa anak usia Penggalang, dan dapat menerapkan sistem Among
dengan baik.
- Dapat memberi
stimulasi anggota Penggalang untuk mengisi SKU, SKK, dan SPG, serta paham
bagaimana cara mengujinya.
- Mampu mendidikan
satya dan darma Pramuka Penggalang melalui kegiatan yang menantang dan
menarik.
- Mampu mengorganisasikan
jenis-jenis kegiatan Pramuka Penggalang seperti Karya Wisata, Perkemahan Bakti
Pramuka Penggalang, dan pertemuan-pertemuan Pramuka Penggalang (Jambore), pesta Pramuka Penggalang, pentas seni,
Sosiodrama, tata tertib menonton, api unggun dan berceritera untuk Pramuka
Penggalang, kegiatan konservasi dan manajemen lingkungan, penjelajahan
- Mampu
menyelenggarakan bermacam-macam upacara Pramuka Penggalang.
- Mampu mengelola
administrasi Pasukan Penggalang.
- Dapat menstimulasi
Pramuka Penggalang menjadi putra-putra Indonesia yang gagah, patriotik,
dan bertanggungjawab.
MASA PENGEMBANGAN (NARA
KARYA – 2)
- Pembina aktif
membina salah satu satuan Siaga, Penggalang, Penegak, atau Pandega.
- Dapat memberi
contoh penerapan nilai-nilai dan kecakapan bagi peserta didiknya.
- Terhitung dari
masa pengembangan Nara Karya-1. Bagi Pembina Siaga sedikitnya bisa
membentuk satu orang Siaga Garuda, dengan 10 TKK. Tiga orang Siaga Tata dengan lima TKK, lima orang Siaga
Bantu dengan masing-masing tiga TKK, dan tujuh orang Siaga Mula dengan
masing-masing satu TKK.
- Terhitung dari
masa pengembangan Nara Karya-1. Bagi
Pembina Penggalang sedikitnya bisa membentuk seorang Penggalang Garuda
dengan 10 TKK, 3 orang Penggalang Terap dengan lima TKK, lima orang
Penggalang Rakit dengan masing-masing tiga TKK, dan tujuh orang Penggalang
Ramu dengan masing-masing satu TKK.
- Terhitung dari
masa pengembangan Nara Karya-1. Bagi Pembina Penegak, sedikitnya bisa
membentuk seorang Penegak Garuda dengan 10 TKK, tiga orang Penegak Laksana
dengan lima TKK, lima orang Penegak Bantara dengan masing-masing tiga TKK,
dan tujuh orang Penegak yang telah menyelesaikan separuh SKU Penegak
Bantara dengan masing-masing satu TKK.
- Terhitung dari
masa pengembangan Nara Karya-1. Bagi Pembina Pandega, sedikitnya bisa
membentuk seorang Pandega Garuda dengan 10 TKK, tiga orang Pandega dengan
lima TKK, lima orang Pandega yang telah menyelesaikan 75% SKU Pandega
dengan masing-masing tiga TKK, dan tujuh orang Pandega yang telah menyelesaikan
50% SKU Pandega dengan masing-masing satu TKK.
Kepadanya dapat diberikan Lencana Nara Karya 2, pita mahir sesuai dengan
jurusannya serta selendang mahir.
Kepadanya apabila memiliki bakat melatih diberi hak dari Kwartir Cabangnya
untuk mengikuti Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar.
STANDAR KECAKAPAN
KEPRAMUKAAN
BAGI PEMBINA MAHIR
LENGKAP PENGGALANG
- Bisa melaksanakan
dan memimpin baris-berbaris, serta
menciptakan sendiri kolone.
- Bisa melaksanakan
dan memimpin berbagai upacara:
a. pembukaan dan penutupan latihan
b. penerimaan anggota baru dan pindah golongan
c. pelantikan S, G, T, D
d. upacara umum
e.
api unggun
f.
renungan
- Bisa membuat,
membaca dan mengembangkan sandi-sandi:
- Morse
- Semaphore
- Angka
- Arab/Jepang/Cina
- Ordinat
- Menciptakan sendiri sandi-sandi
- Bisa tali-temali
a. simpul mati, simpul hidup, simpul pangkal, simpul jangkar
– simpul jangkar berganda.
b. simpul Inggris.
c. simpul tusuk.
d. simpul tambat.
e. simpul canggah.
f. simpul kursi.
g. simpul anyam.
h. simpul pita.
i. simpul-simpul untuk kegiatan high-rope.
j. Woggle.
k. hasta karya dari tali.
- Bisa pionering
a. membuat tandu.
b. membuat menara tinggi.
c. membuat bivak.
d. membuat jembatan.
e. membuat gubug/ rumah konstruksi bambu.
- Menguasai
sedikitnya 5 jenis permainan untuk satuannya, dan dapat memodifikasinya.
- Bisa mengepak
barang-barang dalam ransel.
- Bisa mendirikan dan memberi pelajaran pasang-bongkar
berbagai jenis tenda.
- Bisa membaca dan
membuat peta perjalanan, peta pita, peta topografi.
- Bisa membaca dan
mengajarkan menggunakan kompas, dan
navigasi darat tingkat sedang.
- Mengerti teknik climbing.
- Memahami kegiatan-kegiatan splash (kegiatan air)
antara lain – berenang, besampan, berkayak, arung jeram, menyelam.
- Memiliki setidaknya 3 keterampilan
khusus/kewirausahaan, dan dapat mengajarkannya pada peserta didik (misal
beternak ayam, menanam anggrek, beternak belut, dsb)
- Memiliki kemampuan sedikitnya 10 jenis permainan
untuk golongannya, dan dapat memodifikasinya.
- Bisa menaksir: tinggi, arus air, jarak, dan dapat
mengajarkan kepada peserta didik.
- Dapat membaca cuaca (jenis-jenis awan).
- Mengenali jenis-jenis tumbuhan yang bisa dimakan dan
yang tidak bisa dimakan.
- Dapat melakukan kegiatan jungle survival, dan mampu
mengajarkan kepada peserta didik.
- Bisa melakukan salah satu kegiatan high-rope dan
mampu mengajarkan-nya pada peserta didik.
- Bisa melakukan,
memimpin dan menciptakan senam.
- Bisa salah satu
cabang olah-raga dengan cukup baik.
- Mengerti dan mampu
mengajarkan salah satu cabang bela diri.
- Bisa melakukan dan
memberikan mengajarkan pertolongan pada kecelakaan (first aids).
- Bisa menggunakan/mengoperasikan
sedikitnya 3 program komputer (misalnya program menulis, menghitung,
menggambar) dan internet.
- Bisa menyanyikan,
dan mengajarkan lagu Nasional, lagu Pramuka, dan lagu daerah.
- Bisa mengajarkan
berbagai keterampilan hasta karya (handicraft).
IV. PELAKSANAAN ORIENTASI KURSUS MAHIR GOLONGAN PENGGALANG.
1. Orientasi
Kursus diberikan oleh Ka.Lemdika atau Pemimpin Kursus/Ketua Tim Pelatih.
2. Materi
Orientasi Kursus
a. Keputusan
Ka.Kwarnas No.090 Tahun 2001, Lampiran III tentang KML.
b. Apa, mengapa, sasaran, tujuan, dan bagaimana KML
c. Kebutuhan
Pembina Pramuka agar dapat memerankan dirinya sebagai Pembina Pramuka yang
baik.
d. Bagaimana
Peserta Kursus memerankan dirinya dalam Kursus yang menggunakan pendekatan
Andragogis yang interaktif progresif (Progressive
Interactional Learning Proses).
V. WAKTU
: 2 X 45 menit.
DINAMIKA KELOMPOK
DALAM KML
I. DASAR
PEMIKIRAN
1. Sebagai orang
dewasa, peserta kursus masing-masing telah memiliki bekal konsep diri dan
pengalaman yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga timbul kemungkinan mereka
cendrung kurang dapat bekerja sama satu dengan
lainnya dalam satu tim.
2. Mereka
cenderung saling menutup diri utamanya masalah kekurangan mereka masing-masing
dan lebih menojolkan kelebihan masing-masing bahkan ada kecendrungan untuk
tidak mau berbagi pengetahuan dan pengalaman.
II. TUJUAN
Tujuan
kegiatan dinamika kelompok ialah mengembangkan persaudaraan kerja sama dalam
kelompok sebagai team dengan team work yang kompak, agar proses pembelajaran
interaktif dapat berjalan dengan lancar.
III. SASARAN
Setelah
mengikuti kegiatan dinamika kelompok, Peserta mampu :
1. membangun tim
yang kompak dan saling membantu antar anggota yang satu dengan lainnya ;
2. menciptakan
kerja sama yang kompak dan serasi, sehingga kegiatan yang dibebankan pada
kelompok dapat diatasi dengan mudah ;
3. terciptanya
persaudaraan antar anggota kelompok, saling mempercayai, menghormati satu
dengan lainnya, saling peduli dan saling
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman
IV. PELAKSANAAN
DINAMIKA KELOMPOK
1. Dinamika Kelompok dikendalikan oleh Tim Pelatih.
2. Tim Pelatih
menciptakan kegiatan bersama yang dapat mencairkan kebekuan peserta kursus,
dengan permainan (game), ceritera, bersama sambil menyanyi dan menari bersama.
3. Dalam suasana
kebersamaan dan kegembiraan tersebut, dilakukan
pembentukkan kelompok-kelompok peserta yang akan merupakan satu tim
kerja dalam proses pembelajaran yang berlangsung selama kursus.
4. TimPelatih
membagi diri sebagai pendamping kelompok-kelompok yang terbentuk tersebut, dan
dalam kebersamaan saling memperkenalkan diri, saling membuka diri dengan jalan
masing-masing menginformasikan kelemahan dan kelebihannya, serta hal-hal yang
disenangi dan tidak disenangi.
5. Tim kerja
masing-masing menetapkan Yel-yelnya dan mengundangkan sebagai satu pertanda
adanya kekompokkan dalam kelompok.
6. Sebaiknya
dinamika kelompok dalam KML dilaksanakan menurut golongan peserta didik.
V. WAKTU
: 1 X 45 menit.
PENGEMBANGAN SASARAN
KML
I. DASAR
PEMIKIRAN
1. Semua orang
termasuk peserta Kursus, bila akan mengikuti suatu kursus pasti mempunyai
keinginan-keinginan tertentu yang ingin dicapai untuk kepentingan
pengabdiannya, pekerjaannya atau usahanya.
2. Suatu kursus
akan mendapat perhatian dengan penuh oleh peserta kursus bilamana kursus tersebut dapat mengetahui apa saja yang diinginkan
oleh peserta kursusnya.
II. TUJUAN
Tujuan dari
kegiatan ini ialah untuk menampung sasaran yang ingin dicapai oleh para peserta
kursus, sehingga sasaran kursus yang sudah ditetapkan oleh penyelanggara dapat
dipadukan dengan apa yang dikehendaki oleh peserta .
III. SASARAN
Setelah
mengikuti kegiatan, Peserta mampu :
1. melaksanakan
semua kegiatan kursus dengan baik karena sesuai dengan apa yang mereka inginkan
;
2. menyerap
dengan senang hati baik materi-materi yang disajikan dalam kursus ;
3. mengikuti
semua kegiatan pembelajaran yang interaktif positif dalam kelompok mereka
masing-masing ;
IV. PROSES
PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN SASARAN KURSUS.
1. Masing-masing
Pemimpin Kelompok dengan didampingi Pelatih Pendamping masing-masing,
menghimpun sasaran yang ingin dicapai oleh anggota kelompok.
2. Masing-masing
Pemimpin Kelompok merumuskan sasaran apa saja yang diinginkan oleh kelompoknya.
3. Para pemimpin
Kelompok mempresentasikan hasil rumusannya/ menyerahkan ke Pemimpin Kursus.
4. Pemimpin
Kursus/Ketua Tim Pelatih dengan dibantu oleh para Pelatih Pendamping mengkompilasikan
semua sasaran yang diinginkan peserta dengan sasaran kursus yang direncanakan
oleh penyelenggara.
5. Hasil dari
kompilasi tersebut diinformasikan pada peserta.
6. Bilamana dari
pengembangan sasaran kursus tersebut
terdapat materi yang belum terencanakan, Pemimpin Kursus/Ketua Tim Pelatih akan
mengupayakan agar semua sasaran yang
diinginkan dapat disajikan dalam Kursus tersebut.
V. WAKTU
: 1 X 45 menit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar